Minggu, 08 Juli 2012

Cinta yang suci :-)

Bukankah dengan kesendirian itu kita lebih bisa menikmati keindahan hidup ini. Dengan kesendirian itu kita lebih mampu memberi makna pada cinta. Sebab cinta itu adalah suci. Tiada memaksa apalagi dipaksa. Cinta yang suci tidak mengabaikan hati. Ketika kita mengabaikan hati, maka cinta kita itu menjadi cinta yang diselimuti oleh nafsu walau itu berkedok agama sekalipun.
Cinta adalah milik pecinta. Cinta adalah milik diri. Cinta juga adalah pilihan diri. Kitalah yang memberi makna padanya. Kitalah yang memberi label suci atau nafsu yang menyelimutinya, sadar atau tidak, kitalah yang memaknai dan melabelinya.
Cinta yang suci itu adalah cinta yang memberi dan tidak menuntut untuk diberi. Jika kita ingin mendapatkan cinta yang suci, maka berilah cinta dan jangan meminta cinta. Berilah cinta dengan cintanya Sang Maha Pemilik Cinta.
Cinta yang suci tidak akan menutup mata hati, jika kita tutup mata hati, maka kita akan buta melihat kebenaran, dan kebenaran yang hakiki adalah kebenaran dari Yang Maha Benar. Maka jika cinta tidak menutup mata hati, kita akan memandang cinta dari sudut cinta Allah, karena memang ada Allah dalam cinta kita.
Cinta yang suci tidak akan menutup telinga hati sehingga kita mampu mendengarkan suara cinta dalam diri. Suara cinta yang hakiki adalah suara cintanya Ilahi Robbi. Jika kita tutup telinga hati, maka yang ada hanyalah kita mendengar bisikan dan suara setan yang ujung-ujungnya membuat cinta itu sendiri menjadi terdengar sangatlah menyesatkan. Maka itu, bukalah telinga hati dalam mendengarkan gema cinta, dengarlah suara hati dalam memaknai cinta. Karena yang terdengar di situ nanti hanyalah suara-suara ilahi Robbi sebagai Sang Maha Pecinta.
Cinta yang suci selalu menyuarakan isi hati dengan bahasa hati. Sebab isi hati dan bahasa hati itu adalah suci dan anugerah dari Allah. cinta yang suci membuat si pemilik cinta selalu berusaha mendengarkan apa kata hati. Dia berbicara dengan bahasa hati dan dia menggunakan makna-makna hati yang tak mampu diwakili oleh bahasa apapun, kosa kata apapun, dan ekspresi apapun. Dia adalah dia yang tak akan terungkap kecuali dengan bahasa hati dan dengan hati.
Cinta yang suci itu bukanlah cinta yang memaksakan atau dipaksakan. Dia hadir dengan sendirinya dan pergi juga dengan sendirinya. Sebab dia hadir karena ada panggilan-Nya dan dia pergi karena ada larangan-Nya. Cinta yang suci juga tidaklah mengekang. Karena dia hadir dari hati yang selalu mengagungkan Asma Ilahi Robbi. Hati yang seperti inilah yang selalu menemukan kebahagiaan dalam cinta yang sesungguhnya. Walau terkesan dikekang Allah, namun pada hakikatnya hati yang seperti ini sedang menikmati kebahagiaan yang hakiki dengan-Nya. Dan dia tak akan mau melepaskan kebahagiaan itu walau dalam kesendiriannya. Maka itu, indah bukan jika kita sendiri namun ada cinta Allah di situ?.
Cinta yang suci adalah cinta yang merdeka namun terbelenggu dalam kebahagiaan. Dia merdeka untuk memilih siapapun untuk diberinya cinta. Karena cinta yang seperti ini datangnya dari hati. Dan satu-satunya yang paling merdeka di dunia ini adalah hati. Dia terbelenggu bukan karena dibelenggu. Dia terbelenggu karena sedang menikmati kebahagiaan yang hakiki bersama Allah di situ. Dia tidak mau merusak kebahagiaan diri dengan berpaling dari cinta Ilahi Robbi. Seolah-olah dia terbelenggu dengan cintanya, namun padahal tidaklah begitu. Dia berbahagia di situ dengan cinta Ilahi Robbi yang membuat dirinya memberi cinta pada hamba-Nya. Dia mengabdikan dirinya demi cintanya pada Sang Maha Pemilik cinta melalui pengabdian dan pemberian cintanya kepada hamba-Nya.
Maka itu, nikmatilah kesendirian ataupun kebersamaan dengan cinta yang suci yang datangnya dari hati yang diselimuti oleh cinta Ilahi Robbi……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar